Namaku Rendy Ramadian, panggil
saja Rendy atau Ren. Aku duduk di bangku kelas 8 di salah satu SMP Negeri di
kotaku. Masa SMP-ku penuh warna-warni, mulai dari pertama masuk atau MOPDB dan
juga waktu pertama kali masuk kelas. Aku kebagian jatah di kelas 7G, perkenalan
demi perkenalan, waktu demi waktu berlalu, ulangan dan ujian sudah kulalui
denga usaha yang begitu keras, dan Alhamdulillah usahaku tidak sia-sia. Aku masuk
10 besar di kelasku..
Aku naik ke kelas 8, dan aku
duduk di bangku kelas 8H, kelas pojok tapi asik anak-anaknya. Banyak teman baru
di kelas 8 ini, ya karena semua murid di acak jatah kelas nya setiap naik kelas.
Menurutku, ini masa-masa paling santai. Banyak kegiatan yang asik dan menarik,
mulai dari hangout bareng temen sekelas, study tour dan lain sebagainya.
Suatu hari, aku disuruh temanku
untuk meninta nomor telepon perempuan (adik kelas) yang disukainya. Dan
kebetulan aku mempunyai kenalan adik kelas yang kayaknya satu kelas dengannya,
hari itu juga aku langsung menemuinya. Namanya Aida ...
“Eh Da, kamu sekelas sama yang namanya Marissa?” tanyaku dengan
lantang
“ Oh iya mas. Kenapa?” jawabnya cuek
“ Ehm gini, temenku minta nomor teleponnya, bisa kamu mintain?”
ujarku
“ Oh boleh mas, tapi nanti ya aku lagi ga bareng sama dia, nanti
istirahat ke-2 tak kasih deh”
jawabnya lagi
“Oke deh makasih ya” lalu aku pergi
Setelah bel istirahat ke-2 berbunyi, aku langsung
menghampirinya dan dia memberi nomor telepon yang aku minta
“Makasih ya Da” ucapku
“Iya sama-sama mas” jawabnya dan dia langsung pergi begitu saja
Sejak hari itu, aku mulai
memikirkannya. Entah kenapa aku begitu nyaman dan hatiku tenang saat berdiri
didekatnya. Ahh mungkin ini perasaanku saja.. Hari demi hari berlalu, aku mulai
ada rasa kagum dan suka dengan Aida, ya mungkin karena dia itu Cantik, baik,
sholehah lagi.. Duhh duhh.. Aku mulai mencari-cari info tentang dirinya, dari
teman dekatnya dan juga sahabatnya..
Suatu hari, aku mendapatkan nomor
teleponnya. Saat itu juga aku langsung mencoba untuk SMS-an dengan Aida, dan
ini terus berlanjut sampai kenaikan kelas. UAS Genap sudah kulalui, dan masuk
tahun ajaran baru. Aku mulai memfokuskan untuk ujian ujian yang sudah
menghadang didepan mata. Aku pun mulai jarang SMS-an dengan Aida, dan juga aku
denger-denger dari teman-temanya dia deket sama laki-laki, kakak kelas dan juga
temanku..
“Ahh aku mulai gelisah, kenapa
harus begini? Sedangkan aku harus fokus untuk ujian, tapi disisi lain ada suatu
keganjelan dihatiku” aku bergumam dalam hati
“Kalau jodoh mah ga kemana lah ya”
lanjutku
Ujian
demi ujian kulalui, dan sudah saatnya pengumuman. Alhamdulillah aku dan teman
seperjuanganku Lulus semua.. Semuanya sibuk untuk mengurus pendaftaran sekolah
baru, begitupun aku. Semakin hari semakin jarang aku menghubunginya, entahlah
kenapa begitu gelisah hati ini ketika jauh darinya *plakk ..
Ya
sudahlah, aku mulai sedikit melupakan Aida jaman sekarang namanya Move-On..
Tapi perasaan itu terus muncul, aku terus menerus memikirkannya.. Ahh kau ini
Renn ...
Suatu
hari aku menghubunginya lewat Whatsapp, karena kontak BBM-ku tidak ada namanya.
“BBM-mu Off?” tanyaku
“Ga kok, aku cuma hapusin kontak yang cowo aja” jawabnya
“Kenapa?” tanyaku penasaran
“Aku coba untuk ga chatting lagi sama yang bukan Mahrom, do’ain
aja yang terbaik. Kalo penting bisa lewat sini kok” jawabnya lagi
“Oh gitu. Ya udah semoga Istiqomah ya” ujarku
Sejak
saat itu, aku paham. Dia mungkin sedang berusaha meningkatkan iman dan
memperbaiki dirinya. Dan aku juga mulai memikirkan itu. Aku juga ingin berubah,
berhijrah, tapi Iman-ku naik turun, aku berusaha untuk tetap Istiqomah..
Aku
mulai memperbaiki diri, mulai mengurangi chatting dengan yang bukan Mahrom,
mulai menjaga pandangan, menghindari sentuhan, dan menambah ilmu dengan membaca
buku-buku dan artikel Islami.. Aku berbicara dalam hati
“Jika dia memang ditakdirkan untukku, dekatkanlah Ya Tuhan. Dekatkan
aku denganMu agar aku bisa lebih dekat dengannya. Karena yang baik untuk yang
baik” begitulah ucapanku
Finally, biarlah waktu yang menjawab.. Karena indah pada
waktunya benar adanya
-F
Bumiayu, 9 Juli 2015
ciee
BalasHapus