Senin, 21 November 2016

Dibalik Hujan

Sore ini hujan lebat. Lalu kenapa? Baiklah...

Ini tentang hujan. Secara ajaib, ia memiliki suatu kekuatan. Rasanya, kalau sadar hujan mulai turun, kita jadi menghentikan aktivitas kita. Yah, nggak selalu sih. Dan ga setiap orang sih. He he.

Itu aku, yang kadang memang terdiam, untuk menikmati melodi tersembunyi dibalik nyanyian hujan. Tsaah. Pa an sih. Hujan memang memiliki kekuatan yang aneh! Kadang memunculkan memori yang menyibak tirai derasnya guyuran air. Kadang juga membantu melupakan kenangan yang tak diperlukan. Hanyut, larut, kemudian merembes atau mengalir di permukaan. Tak jarang, hujan menyisakan genangan-genangan di lubang (hati). Ha ha. Kurasa, yang aneh itu bukan hujan, tapi aku.

Yap, terlepas dari ke-gaje-an di atas, pernahkah kita semua berpikir? (Berpikir apa -_-)

Tentang hujan, bahwa ia tak hanya rintik air yang turun begitu saja. Ia adalah salah satu dari sekian banyak rahmatNya. Tak lupa doa yang Baginda Nabi ajarkan kepada kita:

"Allaahumma shayyiban naafi'an." Ya Allah jadikanlah hujan ini bermanfaat. [HR. Al-Bukhari]

Kosan sepi, 21 November 2016

Minggu, 13 November 2016

Semua Akan Kembali [2]

"Sesungguhnya setiap jiwa pasti akan merasakan kematian."

[QS. Ali Imran (3): 185]

Setelah menyolatkan jenazah istri Pak Farid, aku bergegas pulang. Aku minta tolong temanku Fauzan untuk mengantarkanku ke SMPIT ABY. Waktu itu aku disuruh menunggu adikku Amin dan nantinya kami akan pulang bareng Abi (=ayah, bro). Abi mau ke Bandung. Rencananya, setelah mengantar Amin ke rumah, aku mengantar  Abi ke Bandara Adisucipto.

Setelah salaman dengan Abi, pamitan, aku dimintai tolong untuk membelikan obat buat nenek yang sedang sakit. Resep obat itu seharusnya ada di rumah nenek di Celeban Baru. Abi entah lupa atau memang ga punya resepnya tuh ya.

Sesampainya di rumah nenek, kulihat beliau sedang terbaring lemah di atas dipan di ruang tengah. Nafasnya sesak dan sesekali terdengar seperti berbicara, tapi kurang jelas terdengar olehku kata-katanya. Tak lupa aku bertanya ke Bulik tentang resep obat nenek. Dijawabnya, entah waktu itu lupa atau hilang, pokoknya besok saja mencari obatnya di apotek yang resepnya bisa tanya dokter atau apotek, begitu seingatku. Hmm, baiklah.. kalau begitu aku pulang saja ke kosan. Aku pun pamit kepada Bulik dan mengendarai motor ke kosan.

Innalillahi wainna ilaihi raji'un.

Sekitar tengah malam ke dini hari, aku diSMS oleh Ummi (=ibu, bro). Ternyata malam itu kurang lebih pada pukul 21.30 WIB nenekku melanjutkan tidur menuju fase yang lebih panjang. Saat dimana ruh meninggalkan jasadnya di dunia.

Ya Allah, baru tadi malam aku melihatnya terbaring di atas kasur, lalu beberapa saat kemudian aku dapat kabar kalau nenek meninggal dunia.

Begitulah kematian, siapa yang tahu kapan datangnya? Karena itulah, siapa pun kita, bagaimana pun backround kita, kapan pun dan di mana pun itu, marilah kita mempersiapkan untuk 'waktu itu.' Pada dasarnya kita hanya menungu giliran saja. [2]

-N

Semua Akan Kembali [1]

Bismillah...

Senin, 5 September 2016. Tidak ada upacara di SMA Teladan. Wali kelas menyampaikan wejangannya kepada murid di kelas masing-masing. Hari itu, entah mengapa aku cukup tersentuh mendengar 'ceramah' seorang guru fisika yang saya hormati, Pak Saebani. Sebenarnya aku menyesal tak mencatat atau paling tidak merekam petuah berharga dari beliau saat itu. Dan akhirnya, aku tulis seingatku saja. Maaf kalau ternyata sudah berbeda dari asli ya.

"Untuk apa kita hidup?" itu salah satu ide yang kutangkap dari beliau. "Kalau dipikir-pikir, kita hidup hanya sebentar saja," beliau melanjutkan, "kapan, sih, kita mulai 'sadar' hidup?" lalu aku lupa lanjutannya :v

Intinya, beliau menekankan kalau waktu kita hidup di dunia itu sunguh benar-benar really really singkat. Sepertinya baru kemarin kita bisa berfikir dan mengingat sesuatu. Kemudian kita belajar di sekolah. Dan mungkin besok atau kapan, yang jelas kita semua bakal kembali. Beliau juga memberi pesan kepada kita, muridnya, untuk mengingat kembali tujuan kita diciptakan.

Yah, wejangan beliau yang panjang itu membuatku berfikir, "untuk apa kita diciptakan?" lalu, "Berapa lama waktu kita hidup di dunia, jika dibandingkan dengan akhirat?" kemudian, "Sudah siapkah kita, jika 'dipanggil' sekarang?"

Well, kegiatan sekolah berlanjut seperti biasa hingga terdengar sebuah kabar... Kabar bahwa istri dari guru kimia favoritku meninggal dunia. Innalillahi wainna ilaihi raji'un. Ah, rasanya sedih bercampur bingung.

Aku pun mulai membayangkan, apabila seseorang yang sudah menemanimu membangun keluarga, mendidik anak-anak, menghibur hatimu, teman ngobrolmu, dan lain-lain pokoknya itu adalah seorang istri tercinta... meninggal dunia. Sedih.

Sedih memang, namun waktu aku takziyah (layat), wajah Pak Farid terlihat cukup tenang. Beliau masih sempat tersenyum dan mengangguk saat kusalami di rumah duka. [1]

-N

Selasa, 23 Agustus 2016

Ukhuwah di Kota Bercahaya


Assalamu'alaikum,

Cilacap, 31 Juli 2016
Pagi itu, aku dan sepupuku Ihsan bergegas packing untuk pergi Silaturahmi Akbar ODOJ DPA Cilacap. Waktu menunjukkan pukul 06.00, aku langsung berangkat, tapi ke Purwokerto terlebih dahulu untuk mampir ke kos beres-beres barang bawaan selama PKL. Aku langsung gasss poll motorku, sampai di Purwokerto sekitar pukul 07.00, aku langsung bongkar barang bawaanku dan menaruhnya di lemari yang berada di pojok kamarku...

07.30 aku selesai beres-beres, dan langsung menuju ke Cilacap. Alhamdulillah sampai Cilacap jam 09.00, kami istirahat terlebih dahulu di Masjid Raya Cilacap sebelum ke tempat tujuan. Waktu menunjukan pukul 09.30, kami menuju Java Resto sebagai tempat acara diselenggarakan.

Setelah sampai di tempat, aku langsung registrasi, aku bertemu dengan Pengurus ODOJ Cilacap, Ketua Umumnya (edisi lupa namanya :D). Alhamdulillah kami disambut dengan baik dan ramah. Aku duduk disamping teman Cilacap, namanya Reza (kalau gak salah :D), acarapun dimulai kami dengan hikmat menikmati setiap kegiatan. Sambutan ketum Odoj Cilacap sangat luar biasa, membuat kami terkagum-kagum. Pukul 10.30 inti acara dimulai, Ust.Milhan sebagai pembawa materi pun membawa judul "Ukhuwah"

Dalam materinya, ada 5 cara dalam meraih atmosfer Ukhuwah, yakni
1.Sejuk,
2.Lapang,
3.Harum,
4.Ringan,
5.Semerbak dengan Cahaya.
Selain itu, ada juga cara untuk meraih atmosfer Ukhuwah tersebut yakni
1.Gemar mendo'akan saudara
2.Menjadi pribadi yang Tawadhu
3.Pribadi yang dermawan
4.Pribadi yang adil
5.Pribadi yang amanah

Waktu Dzuhur pun telah tiba, kami langsung ke Mushola untuk ambil air wudhu dan sholat berjama'ah, setelah itu kami makan bersama hehe :D
Dan, aku disuruh maju ke panggung sebagai tamu terjauh untuk Ta'aruf :D
Hmm agak grogi sih, tapi pantang malu sebelum maju :D, Alhamdulillah semua lancarr~ hehee
Setelah sesi Ta'aruf selesai, kami foto bareng sebagai album kenangan Silaturahmi Akbar di Cilacap tahun ini :))
Dan sebelum kita pamit, aku diberi sebuah sovenir (gantungan, pin, dan stikcer ODOJ) dari mbak-mbak pengurus ODO Cilacap yang ehmm lupa namanya :D
Syukron Jazakallah Khoir :))

Kami pulang pukul 13.30, dan Alhamdulillah perjalanan kami lancar dan selamat sampai rumah pukul 15.30 :))
Aku langsung ke Purwokerto pukul 16.00, persiapan besok nya PKL dan bawa barang-barang yang masih kurang :))

Yap, begitu indahnya bila kita menjalin Ukhuwah sesama Muslim, banyak manfaat, bisa meraih keberkahan dannn kata orang banyakin Silaturahmi dan temen kalau rezekinya mau lancar dan berkah hehe ..

Ada sebuah Hadits yang menjelaskan tentang pentingnya Ukhuwah, diantaranya :

Disebutkan dalam Shahîh al-Bukhâri dan Shahîh Muslim, dari Abu Ayyûb al-Anshârî:
“Bahwasanya ada seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka,” maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh dia telah diberi taufik,” atau “Sungguh telah diberi hidayah, apa tadi yang engkau katakan?” Lalu orang itupun mengulangi perkataannya. Setelah itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, menegakkan shalat, membayar zakat, dan engkau menyambung silaturahmi”. Setelah orang itu pergi, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika dia melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi, pastilah dia masuk surga”.

“Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi”. [Muttafaqun ‘alaihi].

"BERJUANG DALAM DAKWAH, BERSATU DALAM TAUHID MEMBUMIKAN AL-QUR'AN MELANGITKAN MANUSIA ALLAHU AKBAR!!!"

Wassalamu'alaikum..
-F

Minggu, 07 Agustus 2016

Pagi yang Indah




Assalamu'alaikum :)

Aku bangun cukup pagi, sholat shubuh tepat waktu. Namun tidur kembali setelah itu. Aku bangun kembali hampir jam 7 kemudian berangkat sekolah dengan terburu-buru. Aku diburu oleh waktu.

Keluar komplek, jalan raya kutuju. Sampai pada pertigaan itu, ada seorang ibu-ibu. Aku tak ingin menunggu. Langsung saja tanpa pikir panjang aku menyerbu. Brak! Motornya menabrak motorku. Untungnya ibu tadi selamat, begitu pula denganku.

Motornya rusak berat, mungkin (?) Tapi tidak dengan motorku. Lampu depan motornya pecah, body samping terbuka, fork depan bengkok, motornya menjadi kaku. Sedang motorku, tutup lampu lepas, perseneling bengkok, body terbuka, namun tak parah begitu.

Seorang bapak menghampiriku. Wajahnya terlihat tak begitu bersahabat saat itu. Dia menyalahkanku, membela si ibu. Bapak tadi menyita kunci motorku, dan menyuruh orang untuk mengantar pulang si ibu.

Seorang kakek berjalan ke arahku, menanyakan kejadian yang lalu. Mengapa bisa begitu? Aku jawab sebisaku, seingatku. Kakek itu menawarkan untuk mengantarku. Dia menanyakan tentang sekolahku.

Aku siswa SMA 1. Kakek tadi tak bisa mengantar sejauh itu. Aku menawarkan agar diantar ke terminal, biar aku naik bus yang ada disitu. Sang kakek pun setuju.

Di sepanjang perjalanan, sang kakek menceritakan kisah masa lalu. Dia sempat menyelamatkan orang yang bernasib seperti aku. Bahkan lebih parah waktu itu. Dia juga mengajarkan kepadaku, sebuah doa baru.

Doa sebelum memulai perjalanan menuju tempat yang kita tuju. Aku tak begitu mengingat lafadz doa itu. Yang kutangkap adalah berserah diri kepada Allah yang satu. Mendegarkan nasihat dan ceritanya membuatku terharu.

Sampailah aku di terminal tempat bus kota berwarna hijau atau biru. Aku berterima kasih kepada kakek itu. Aku bertanya tentang nama kakek itu. Dia menyodorkanku sebuah kartu. KTP layauu...

//End of story, maybe

Wassalamu'alaikum
-N

Sabtu, 09 Juli 2016

Cinta Kasih Putih Biru

*2010
Namaku Rendy Ramadian, panggil saja Rendy atau Ren. Aku duduk di bangku kelas 8 di salah satu SMP Negeri di kotaku. Masa SMP-ku penuh warna-warni, mulai dari pertama masuk atau MOPDB dan juga waktu pertama kali masuk kelas. Aku kebagian jatah di kelas 7G, perkenalan demi perkenalan, waktu demi waktu berlalu, ulangan dan ujian sudah kulalui denga usaha yang begitu keras, dan Alhamdulillah usahaku tidak sia-sia. Aku masuk 10 besar di kelasku..

Aku naik ke kelas 8, dan aku duduk di bangku kelas 8H, kelas pojok tapi asik anak-anaknya. Banyak teman baru di kelas 8 ini, ya karena semua murid di acak jatah kelas nya setiap naik kelas. Menurutku, ini masa-masa paling santai. Banyak kegiatan yang asik dan menarik, mulai dari hangout bareng temen sekelas, study tour dan lain sebagainya.

Suatu hari, aku disuruh temanku untuk meninta nomor telepon perempuan (adik kelas) yang disukainya. Dan kebetulan aku mempunyai kenalan adik kelas yang kayaknya satu kelas dengannya, hari itu juga aku langsung menemuinya. Namanya Aida ...
“Eh Da, kamu sekelas sama yang namanya Marissa?” tanyaku dengan lantang
“ Oh iya mas. Kenapa?” jawabnya cuek
“ Ehm gini, temenku minta nomor teleponnya, bisa kamu mintain?” ujarku
“ Oh boleh mas, tapi nanti ya aku lagi ga bareng sama dia, nanti istirahat ke-2  tak kasih deh” jawabnya lagi
“Oke deh makasih ya” lalu aku pergi
Setelah bel istirahat ke-2 berbunyi, aku langsung menghampirinya dan dia memberi nomor telepon yang aku minta
“Makasih ya Da” ucapku
“Iya sama-sama mas” jawabnya dan dia langsung pergi begitu saja

Sejak hari itu, aku mulai memikirkannya. Entah kenapa aku begitu nyaman dan hatiku tenang saat berdiri didekatnya. Ahh mungkin ini perasaanku saja.. Hari demi hari berlalu, aku mulai ada rasa kagum dan suka dengan Aida, ya mungkin karena dia itu Cantik, baik, sholehah lagi.. Duhh duhh.. Aku mulai mencari-cari info tentang dirinya, dari teman dekatnya dan juga sahabatnya.. 

Suatu hari, aku mendapatkan nomor teleponnya. Saat itu juga aku langsung mencoba untuk SMS-an dengan Aida, dan ini terus berlanjut sampai kenaikan kelas. UAS Genap sudah kulalui, dan masuk tahun ajaran baru. Aku mulai memfokuskan untuk ujian ujian yang sudah menghadang didepan mata. Aku pun mulai jarang SMS-an dengan Aida, dan juga aku denger-denger dari teman-temanya dia deket sama laki-laki, kakak kelas dan juga temanku..

“Ahh aku mulai gelisah, kenapa harus begini? Sedangkan aku harus fokus untuk ujian, tapi disisi lain ada suatu keganjelan dihatiku” aku bergumam dalam hati
“Kalau jodoh mah ga kemana lah ya” lanjutku

                Ujian demi ujian kulalui, dan sudah saatnya pengumuman. Alhamdulillah aku dan teman seperjuanganku Lulus semua.. Semuanya sibuk untuk mengurus pendaftaran sekolah baru, begitupun aku. Semakin hari semakin jarang aku menghubunginya, entahlah kenapa begitu gelisah hati ini ketika jauh darinya *plakk ..
                Ya sudahlah, aku mulai sedikit melupakan Aida jaman sekarang namanya Move-On.. Tapi perasaan itu terus muncul, aku terus menerus memikirkannya.. Ahh kau ini Renn ...

                Suatu hari aku menghubunginya lewat Whatsapp, karena kontak BBM-ku tidak ada namanya.
“BBM-mu Off?” tanyaku
“Ga kok, aku cuma hapusin kontak yang cowo aja” jawabnya
“Kenapa?” tanyaku penasaran
“Aku coba untuk ga chatting lagi sama yang bukan Mahrom, do’ain aja yang terbaik. Kalo penting bisa lewat sini kok” jawabnya lagi
“Oh gitu. Ya udah semoga Istiqomah ya” ujarku

                Sejak saat itu, aku paham. Dia mungkin sedang berusaha meningkatkan iman dan memperbaiki dirinya. Dan aku juga mulai memikirkan itu. Aku juga ingin berubah, berhijrah, tapi Iman-ku naik turun, aku berusaha untuk tetap Istiqomah..

                Aku mulai memperbaiki diri, mulai mengurangi chatting dengan yang bukan Mahrom, mulai menjaga pandangan, menghindari sentuhan, dan menambah ilmu dengan membaca buku-buku dan artikel Islami.. Aku berbicara dalam hati


“Jika dia memang ditakdirkan untukku, dekatkanlah Ya Tuhan. Dekatkan aku denganMu agar aku bisa lebih dekat dengannya. Karena yang baik untuk yang baik” begitulah ucapanku

Finally, biarlah waktu yang menjawab.. Karena indah pada waktunya benar adanya



                                                                                                                                                              -F 
                                                                                                                                   Bumiayu, 9 Juli 2015

Akhir Masa Putih Biru (?)

Assalamu’alaikum

Waktu itu aku telah menyelesaikan UN SMP tahun 2014. Saatnya menjalanii wisuda dari almamater tercinta SMP IT Abu Bakar Yogyakarta. Malam itu, lupa tanggal berapa .-. kami semua calon alumni (kan belum pelepasan) bersiap-siap di gedung serbaguna Akakom daerah sekitaran Janti. Kami semua memakai seragam batik merah dan bawahan gelap. Khusus yang akhwat memakai jilbab krem, sedang yang ikhwan memakai peci songkok nasional berwarna hitam. Tumben, malam itu kami semua terlihat lebih ganteng dan anggun, he-he.
                
Ganteng ya kalo dilihat dari belakang :)
Setelah siangnya melakukan gladi bersih, akhirnya waktu itu tiba juga, kami akan diwisuda yeah. Bersama-sama kami memasuki gedung tempat acaranya dilaksanakan, kemudian menempati tempat duduk yang sudah disiapkan. Para siswa kelas 9 ada di kursi bagian bawah depan panggung. Begitu juga para ustadz dan ustadzah, ada di dekat situ. Wali murid berada di belakangnya. Dan ternyata ada tribun untuk para ‘supporter’ di lantai atas. Maafkan kalau aku melupakan banyak hal T^T
               
Acara dimulai dengan pembukaan. Setelah itu ada pertunjukan hadroh. Aku mengenang masa-masa kelas 8 saat aku masih aktif menjadi pemukul rebana Hadroh Ash-Shidiq. Berulang kali kami tampil di acara sekolah, festival, dan bahkan pernikahan kerabat teman kami. Lumayan, dapet gaji haha. Setelah itu banyak pertunjukan, ada drama, paduan suara (kayaknya), puisi, dan membaca ikrar alumni. Akhirnya tibalah saatnya kami diwisuda sekaligus tampil. Kami menampilkan nasyid + puisi.

Alhamdulillah



Nasyid yang kami senandungkan adalah ..., seperti ini liriknya :

Do’a Rabithah by Izzatul Islam

Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini telah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu
bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan

Kuatkanlah ikatannya
kekalkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya
terangilah dengan cahayamu
yang tiada pernah padam
Ya Rabbi bimbinglah kami

Lapangkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakal padaMu
hidupkan dengan ma'rifatMu
matikan dalam syahid di jalan Mu
Engkaulah pelindung dan pembela
 
Saat menulis coretan ini, aku teringat dulu, betapa sering kami di SMP membaca do’a ini. Biasanya kalo aku sih setelah ashar di masjid, karena do’a ini sepaket dengan Al-Ma’tsurot. Hmm.. manakala teringat masa-masa SMP dulu, membuatku semakin bersyukur. Bahwa dalam sekolah penuh berkah itu kami belajar, tak hanya ilmu duniawi, melainkan juga ilmu ukhrawi. Lingkungannya pun terbilang kondusif untuk belajar dan beramal. Yah, walaupun aku ingat dulu di kelas sering tidur, ngobrol, main sendiri. Dan juga obrolan kita saat itu.. MasyaAllah.

Foto bersama kelas 9C + Ust. Tri Anggoro Adi

              
Aku pun merasakan adanya kecintaan dalam diriku terhadap sekolah islam ini dan kerinduan kepada teman-teman di kelas yang begitu mendalam. Mungkin aku pelupa, namun banyak kenangan dalam berbagai kejadian, di Masjid Abu Bakar maupun di kelas, juga di asramanya saat kebetulan aku dolan. Aku terkadang mengenang seisi ruang masjid, aula, kelas dengan perasaan rindu. Benarlah kata Rasulullah saw.,
“Cintailah siapa saja yang kamu sukai, namun sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya.”[1]
Mungkin itu dulu yang bisa kutuliskan untuk saat ini. Maafkan aku yang bahkan tak ingat susunan acaranya. Aku menyesal dulu tak pernah mencoba menuliskan berbagai pengalaman. Padahal aku tahu aku ini pelupa. Semoga kau dan aku bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian dalam kehidupan ini.

Wassalamu’alaikum

[1]HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Ausath no 4278

-N
Bumiayu, 9 Juli 2016

Kamis, 07 Juli 2016

Ta'aruf

"Tak kenal makan ta'aruf" -Anon

Assalamu'alaikum...
Hallo..
Perkenalkan nama saya Abdillah Fajar Ikhsani, panggil aja Fajar ..
Asal Bumiayu kab. Brebes .. Sekarang Alhamdulillah naik kelas 12 di SMKN 1 Tonjong jurusan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan :))
Hobi ? Ngga banyak sih, paling seneng Bulutangkis sama Travelling aja :))
Btw, ane sebenernya jarang banget ngeBlog, tapi ya mulai belajar lagi lah :D
Finally,, Welcome to My Blog
Semoga apa yang saya tulis dan saya Post bisa bermanfaat dan di ambil hikmahnya..
Karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya (Al-Hadits)


Tetap Semangat Kawan

Pernahkah engkau merasa lelah?
Pernahkah engkau merasa sedih?
Pernahkah engkau merasa bahwa engkau sendiri di dunia ini?
Pernahkah engkau merasa kesepian dan tidak memiliki teman?

Ya, terkadang kita merasakan semua itu
Tetapi semua itu hanya sementara saja
Semuanya pasti akan kita miliki, jika kita bisa berfikiran lebih dewasa lagi
Perbaiki Akhlak & Sifat kita
Perbanyak ibadah, menjalankan sunah

Jangan karena itu semua kita menjadi malas untuk melakukan segala aktivitas
Jangan ingin bunuh diri karena itu semua
Dan jangan putus asa akibat itu semua!!
Karena Setan bisa merasuki tubuh kita dengan gampangnya!!
Perbanyak Istighfar, Dzikir, dan Shalawat!!

InshaaAllah hati kita menjadi tenang dan damai

Tetap semangat kawan!
Sesungguhnya Allah berfirman dalam surat At-Taubah ayat 40
"..La Tahzan Innallaha Ma'ana.."
"..Janganlah bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.."

Jadi janganlah kita bersedih atas segala apa yang terjadi pada kita
Karena Allah bersama kita, dan semua itu sudah tertulis di Lauful Mahfudz sebelum kita lahir didunia ini

Keep Hamasah Akhi wa Ukhty :)

Created by Abdillah Fajar Ikhsani